Santri adalah sosok yang memiliki peran penting dalam budaya dan perkembangan masyarakat di Indonesia. Mereka bukan hanya pelajar di pondok pesantren, tetapi juga agen perubahan sosial yang berpotensi besar untuk meningkatkan literasi di tengah-tengah masyarakat. Literasi memiliki peran kunci dalam pembangunan intelektual dan sosial, dan santri memiliki kapasitas yang besar untuk memajukan literasi di seluruh negeri.
Mengutip pernyataan Dr. As’ad,S.Ag., S.Hum., M.H. pemantik bedah buku Gus Yaqut: Jangan lelah Mencintai Indonesia yang dilaksanakan di Gedung Perpustakaan Bait Al-Hikmah IAIN Metro, dikatakan bahwa peran santri sudah terbukti dan tidak diragukan lagi. Santri memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan negeri ini. Mereka bukan hanya menjadi penjaga tradisi dan kearifan lokal, tetapi juga penyebar pengetahuan dan nilai-nilai yang mendalam. Dalam upaya menjaga dan memahami warisan intelektual, santri menjadi pelopor yang memberikan cahaya dalam peningkatan literasi di Indonesia.
1. Santri sebagai Pembelajar :
Santri adalah individu yang aktif terlibat dalam proses pembelajaran di pondok pesantren. Mereka mempelajari berbagai disiplin ilmu, termasuk agama, bahasa Arab, ilmu pengetahuan umum, dan humaniora. Dalam proses pembelajaran ini, santri dilatih untuk membaca, menulis, dan memahami berbagai jenis teks. Dengan demikian, mereka mendapatkan dasar yang kuat dalam literasi. Santri juga dikenalkan dengan beragam literatur agama dan kebudayaan yang membantu mereka mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai, sejarah, dan etika.
Selain itu, pondok pesantren juga memberikan kesempatan bagi santri untuk mendalami bahasa Arab, yang menjadi kunci dalam pemahaman teks-teks agama Islam. Penguasaan bahasa ini juga memberikan akses santri ke berbagai sumber teks agama dan ilmu pengetahuan yang ditulis dalam bahasa Arab, yang dapat membuka jendela pengetahuan yang lebih luas. Melalui pendidikan di pondok pesantren, santri memperoleh pengetahuan dasar dan kemampuan literasi yang kuat, yang membekali mereka untuk mengambil peran aktif dalam meningkatkan literasi di masyarakat.
2. Penanaman Minat Baca:
Santri memiliki peran yang signifikan dalam penanaman minat baca di masyarakat. Selain membaca teks agama dan ilmiah dalam konteks pendidikan mereka, mereka juga memiliki kesempatan untuk membaca karya sastra, fiksi, dan non-fiksi yang beragam. Dengan membaca berbagai jenis teks, santri dapat mengembangkan minat baca yang mendalam dan merangsang rasa ingin tahu.
Lebih dari sekadar membaca, santri juga sering terlibat dalam diskusi dan perdebatan terkait teks-teks yang mereka pelajari. Ini tidak hanya membantu mereka memahami konten dengan lebih baik, tetapi juga memupuk keterampilan berpikir kritis. Kemampuan ini penting dalam peningkatan literasi karena memungkinkan individu untuk tidak hanya memahami apa yang mereka baca, tetapi juga mengkritik, menganalisis, dan mensintesis informasi.
Selain itu, beberapa pondok pesantren juga memiliki perpustakaan yang memuat beragam jenis buku. Santri dapat menjadi pemustaka aktif dan membagikan buku dengan masyarakat sekitar, membantu memperluas akses terhadap bahan bacaan. Melalui contoh dan promosi minat baca, santri dapat mendorong orang lain untuk meraih manfaat dari literasi.
Penanaman minat baca oleh santri bukan hanya sekadar aktivitas, tetapi juga cara untuk membentuk budaya literasi yang kuat di masyarakat. Dengan menunjukkan bahwa membaca adalah suatu nilai yang berharga dan menginspirasi orang lain untuk ikut serta, mereka dapat menciptakan perubahan positif dalam literasi masyarakat.
3. Penyebar Informasi dan Pengetahuan:
Santri memiliki peran kunci dalam menyebarkan informasi dan pengetahuan yang mereka peroleh melalui pendidikan di pondok pesantren. Mereka sering dihadapkan pada beragam teks agama, budaya, dan ilmiah, yang mencakup pemahaman mendalam tentang etika, sejarah, dan nilai-nilai masyarakat. Dengan pemahaman ini, santri dapat berperan sebagai pembawa pesan dan pemimpin dalam masyarakat.
Mereka dapat mengambil peran sebagai mediator antara sumber pengetahuan yang mereka akses dengan masyarakat luas. Hal ini termasuk menjelaskan dan mengartikan teks-teks agama, memberikan kuliah atau ceramah yang mendidik, dan memberikan nasihat kepada masyarakat tentang berbagai isu yang mereka hadapi. Dengan demikian, santri memainkan peran penting dalam membantu masyarakat mengakses sumber-sumber pengetahuan yang mungkin sulit dipahami oleh orang awam.
Selain itu, dalam era digital, banyak santri juga menggunakan platform online untuk berbagi informasi dan pengetahuan. Blog, media sosial, dan situs web pribadi adalah sarana di mana mereka dapat berbagi wawasan dan pemahaman mereka tentang berbagai topik. Dengan melakukan kegiatan ini, mereka dapat mencapai audiens yang lebih luas dan berpartisipasi dalam dialog intelektual yang lebih besar.
Dengan peran aktif mereka dalam menyebarluaskan pengetahuan, santri membantu mempromosikan literasi di masyarakat. Mereka berfungsi sebagai pionir dalam menyebarkan informasi yang bermanfaat dan mendidik, memberikan sumbangan penting dalam meningkatkan literasi masyarakat secara keseluruhan.
4. Mengajar dan Membantu Masyarakat:
Salah satu peran yang paling nyata dari santri dalam meningkatkan literasi adalah melalui kegiatan mengajar dan membantu masyarakat sekitar pondok pesantren. Mereka tidak hanya menjadi penerima pengetahuan, tetapi juga berperan sebagai penyampai pengetahuan kepada orang lain.
Santri sering membantu mengajar anak-anak dan orang dewasa dalam komunitas sekitar pondok pesantren. Mereka membagikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh selama pembelajaran mereka, termasuk membaca, menulis, dan memahami teks-teks. Dengan melakukan ini, mereka berkontribusi pada peningkatan literasi di tingkat lokal.
Selain itu, santri juga sering memberikan bantuan kepada individu yang mungkin memiliki kesulitan dalam belajar membaca atau menulis. Ini dapat berarti memberikan dukungan kepada anak-anak di bawahnya atau orang dewasa yang ingin mengembangkan keterampilan literasi. Tindakan ini membantu membuka pintu bagi individu yang mungkin kurang beruntung secara literasi, memperluas akses terhadap pendidikan.
Melalui peran mengajar dan membantu masyarakat ini, santri tidak hanya memberikan manfaat langsung dalam meningkatkan literasi masyarakat, tetapi juga merangsang semangat belajar dan rasa tanggung jawab sosial. Dengan mendukung pendidikan di masyarakat, santri membantu membangun fondasi yang kuat untuk perkembangan literasi yang berkelanjutan.
5. Menggunakan Teknologi Modern:
Santri saat ini juga semakin terampil dalam menggunakan teknologi modern sebagai alat untuk memajukan literasi. Mereka mengakui kekuatan internet dan perangkat digital dalam menyediakan akses luas ke berbagai sumber pengetahuan.
Banyak santri yang menggunakan blog, media sosial, dan situs web untuk berbagi pemikiran, wawasan, dan pengetahuan mereka dengan dunia. Dengan menciptakan konten berkualitas, mereka memengaruhi audiens yang lebih luas, termasuk individu yang mungkin tidak memiliki akses ke pendidikan formal.
Menggunakan teknologi modern, santri dapat menjembatani kesenjangan literasi dengan menciptakan materi pembelajaran yang mudah diakses dan dimengerti. Mereka dapat menghasilkan video, podcast, artikel, dan konten multimedia lainnya yang mengedukasi dan menghibur. Dengan menggabungkan tradisi literasi dengan teknologi modern, mereka menciptakan terobosan yang memperkaya pengalaman belajar.
Selain itu, dengan mempromosikan literasi digital, santri membantu masyarakat menjadi lebih terampil dalam menggunakan teknologi modern. Mereka berbagi keterampilan dengan individu lain, membantu mereka dalam mengakses informasi online dan berpartisipasi dalam dunia digital yang semakin penting.
Santri yang menggunakan teknologi modern dalam upaya literasi adalah pionir yang membawa literasi ke era digital. Dengan kemampuan mereka dalam menciptakan dan menyebarkan konten online, mereka telah berkontribusi pada perkembangan literasi di seluruh negeri, termasuk di kalangan generasi muda yang terbiasa dengan teknologi modern.
Perlu di pahami dan ditekankan bahwa santri memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan literasi di masyarakat. Mereka bukan hanya pelajar di pondok pesantren, tetapi juga agen perubahan sosial yang membawa dampak positif pada pembangunan literasi di seluruh negeri. Sebagaimana diungkapkan Dr. As’ad,S.Ag., S.Hum., M.H. pemantik bedah buku Gus Yaqut: “Jangan Lelah Mencintai Indonesia” yang dilaksanakan di Gedung Perpustakaan Bait Al-Hikmah IAIN Metro, dikatakan bahwa peran santri sudah terbukti dan tidak diragukan lagi. Santri telah membuktikan kontribusi yang nyata dalam membentuk dan memajukan Indonesia.
Melalui peran mereka dalam pembelajaran, penanaman minat baca, penyebaran informasi dan pengetahuan, pengajaran di masyarakat, dan penggunaan teknologi modern, santri membantu membangun fondasi literasi yang kuat di Indonesia. Mereka juga mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, termasuk pendidikan yang berkualitas dan pemajuan sosial.
Ketika kita merenungkan kontribusi santri dalam meningkatkan literasi, kita harus mengakui bahwa literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis. Tetapi merupakan fondasi dari pengetahuan, pemahaman, dan kebijaksanaan. Santri, dengan pengetahuan mendalam, dan semangat untuk berbagi, adalah agen perubahan yang membantu masyarakat Indonesia menjadi lebih berpengetahuan dan literat. Dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih cerah, peran santri dalam literasi akan tetap menjadi tonggak penting dalam membentuk masyarakat yang terdidik dan terinformasi. Selamat Hari Santri Nasional !
ditulis Oleh Aan Gufroni,S.I.Pust.
No Responses