Pada suatu malam Allah memuliakan beliau dengan memberi risalah dan merahmati hamba-hambaNya, datanglah Malaikat Jibril dengan membawa perintah Allah Ta’ala. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda, “Jibril datang kepadaku pada saat aku tidur dengan membawa secarik kain Dibaj dan didalamnya terdapat tulisan. Malaikat Jibril berkata, `Bacalah!’ Aku berkata,`Aku tidak bisa membaca.’ Malaikat Jibril mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut hingga aku merasa seolah-olah sudah mati kemudian ia melepas cekikannya dan berkata, `Bacalah!’ Aku menjawab, ‘Apa yang harus aku baca?’ Malaikat Jibril kembali mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut hingga aku merasa seolah-olah sudah mati, kemudian ia melepas cekikannya dan berkata, `Bacalah!’ Aku berkata, ‘Apa yang harus aku Baca?’ Jibril kembali mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut hingga aku merasa seolah-olah sudah mati, kemudian ia melepas cekikannya, dan berkata, `Bacalah!’ Aku berkata, ‘Apa yang harus aku Baca?’ Aku berkata seperti itu dengan harapan ia mengulangi apa yang sebelumnya ia lakukan terhadap diriku. Kemudian ia berkata, ‘Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.’ (Al-Alaq: 1-5). Aku pun membacanya, sedang Jibril pergi dari hadapanku. [Ibnu Hisyam; Sirah Nabawiyah Jilid 1]
Perintah pertama yang Allah swt sampaikan kepada kita adalah membaca. Mengapa membaca? Hanya Allah yang tahu. Kita hanya bisa mencoba menggali hikmahnya. Ada Apa dibalik membaca? Apa pentingnya membaca sehingga selama berpuluh tahun para ahli mencurahkan perhatian yang sangat besar untuk melakukan penelitian tentangnya.
Dan ternyata dimulai dari sinilah bermulanya sebuah peradaban ummat yang berkualitas. Membaca, ia benar sekali membaca. Membaca memiliki peran yang sangat penting dalam peradaban ummat manusia loh. Terlebih dalam membangun punncak kejayaan ummat Islam pada masa lalu, dan itu semua bisa dicapai karena hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan. Tentunya ini bisa terjadi karena umat Islam dulu rajin membaca. Tanpa membaca, tak akan ada inovasi-inovasi sains seperti yang kita ketahui sekarang ini. Maka, tidak mengherankan jika negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, Inggris dan Amerika membudayakan membaca di tengah-tengah masyarakatnya. Dan jauh sebelum negara maju itu membudayakan membaca, 15 abad yang lalu Al Qur’an sebagai pegangan utama umat Islam telah mewajibkan membaca. Perintah itu dicantumkan di dalam ayat pertama surat Al-Alaq dengan kata “Iqra”, artinya bacalah.
Pemahaman tentang perintah iqra’ dan merealisasikannya dalam kehidupan telah membuat hidup seseorang menjadi lebih dinamis. Manusia yang sebelumnya tidak tahu baca tulis merubah kehidupannya menjadi aktif dan bergerak. Manusia yang pada mulanya ummi dengan memahami perintah iqra’ tampil menjadi pemimpin dunia. Dari mengamalkan perintah iqra’ itulah beliau Rasulullah saw mengantarkan peradaban manusia menjadi lebih maju, berkualitas, bahagia dunia dan akhirat.
Denganya membaca kita disuguhi kata-kata yang berkualitas oleh pengarang. Kata-kata berkualitas itu akan masuk dalam diri kita. Ibarat makanan, kalau kita memasukkan kedalam diri kita makanan yang bernilai gizi dan penuh dengan vitamin, otomatis tubuh kitapun akan menjadi sehat. Kata-kata yang berkualitas dari bacaan yang kita baca, akan menyebabkan pemikiran kita menjadi sehat, jika pikiran sehat hatipun akan melahirkan tindakan yang baik dan benar. Kualitas dari bacaan yang kita baca akan menjelma menjadi imun yang mengantarkan kita manjadi insan produktif.
Abbas Mahmud Al-Aqqad, seorang ulama sekaligus sastrawan terkemuka di Mesir, menggambarkan dengan apik tentang [manfaat membaca “Betapapun manusia makan, maka dia tidak dapat memenuhi kecuali memenuhi satu pencernaannya saja. Betapapun dia berpakaian, maka dia tidak dapat menutupi kecuali satu jasadnya. Betapapun dia dapat bepergian ke mana saja, namun dia hanya bisa berada di satu tempat saja. Tetapi bila dia membaca, maka dia dapat mengumpulkan sekian banyak ide, rasa dan imajinasi dalam benaknya dan dengan demikian dia tidak hanya memiliki satu hidup saja”
Terlebih lagi jika yang kita baca adalah Kalamullah, Al Qur’an kitab suci yang paling tinggi dan mulia. Perkataan Allah yang ada didalamnya, yang disampaikan melalui Rasulullah saw. Kandungan kata-katanya bernilai gizi yang tinggi, membacanya pahala yang didapati, mengamalkan kandungan isinya akan membawa manusia kepada ketentraman hidup lahir dan batin dunia-akhirat.
Bersama bangunkan hati kita untuk kembali belajar dan membaca. Dengan membaca, imajinasi kita akan dibawa “terbang” menuju berbagai macam dunia dan kehidupan yang ada di luar rumah kita. Kayaknya sih enggak cukup jadi kutu buku buat diri makin melejit ya sobat, gimana kalau jadi predator buku? Hihi…
Mulai dari sini sobat ya…, Perpustakan Bait Al Hikmah selalu hadir dan setia membersamai para pemustaka, gruduk kesini ya… kualitas diri bermula dari sini…. Wallahualam bishawab. Salam Istimewa! metrouniv.ac.id
Related Posts
Perpustakaan Bait Al Hikmah IAIN Metro Lakukan Studi Tiru ke UPT Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta
Bedah buku “rethingking pesantren” by Fandi Hidayat
Kunjungan Pustakawan UIN Salatiga ke Perpustakaan Bait Al-Hikmah IAIN Metro
Kepala Perpustakaan Bait Al-Hikmah IAIN Metro Periode 2018 – 2021 Tutup Usia
Kepala Perpustakaan Bait Al-Hikmah IAIN Metro Hadiri Seminar Nasional dan MoU dengan Perpustakaan Nasional
No Responses