IQRO’ (Inspirasi Qolbu, Relaksasi Otak)
Ada sebuah ungkapan yang biasa diberikan kepada seseorang yang hobi dalam membaca “Semakin banyak kita membaca, maka kita semakin menjadi orang yang tidak banyak tau”. Maka adalah hal yang lumrah ketika peradaban Islam mulai diusung untuk membenahi tatanan kehidupan, ayat pertama yang Allah turunkan didunia ini berbunyi ‘Iqro’! ‘Bacalah’! Adalah hal yang sangat penting untuk kita renungkan dan menjalankan titah agung ini guna membawa diri manusia pada tatanan peradaban yang berkualitas.
Mungkin bagi sebagian orang membaca adalah hal yang menjenuhkan, membosankan bahkan mungkin bisa dijadikan sesuatu hal yang menyiksa dirinya. Bisa kita lihat bagaimana seorang pelajar atau mahasiswa yang disuruh duduk tidak sampai satu jam saja untuk membaca buku pelajaran mungkin banyak diantara mereka yang tidak tahan. Bahkan ada orang tua yang setiap hari harus berteriak-teriak untuk menyuruh anaknya agar rajin belajar. Waktu berdetak pukul 8 malam Amir masih saja muter televisi padahal waktunya untuk belajar.
Amirrrr…..panggil ibu dengan nada agak tinggi, “Sudah dulu nontonya, matikan TV-nya sekarang juga, waktunya untuk belajar amir….! Iya si bu….bentar, lagi seru nich”, sedikit Amir memelas. Kedua kalinya si ibu menyuruh Amir untuk mematikan TV, sambil ngomel dibelakang, “Bentar-bentar belajar, baca, tapi giliran Amir masuk kamar belajar ibu sama ayah nonton nggak adil dong”, jawab si Amir sambil ngomel matikan TV.
Bukan si Amir saja mungkin yang kurang senang membaca, tapi kita juga, yang merasa saja dech! Sampai-sampai untuk belajarpun pemerintah bangsa ikut serta turun tangan langsung nyuruh rakyatnya untuk belajar. Banyak sekali baligho atau spanduk terpampang begitu besar dan jelas yang mengumandangkan rakyatnya untuk belajar “Ayo tarapkan jam belajar masyarakat, matikan televisi mulai pukul 19.00-21.00 WIB” Artinya pemerintah memang perhatian, itu bagus! Namun, saya rasa baligho itu bukan untuk anak kita saja, tapi buat kita juga sebagai orang tua. Jadi ya lumrah kalau negeri ini masih miskin saja, masih tertinggal jauh padahal sudah hampir setengah abad dari kemerdekaan, namun dimana produktifitas bangsa ini, kedewasaan bangsa ini? Belajar saja masih dioprak-oprak oleh pemerintah.
- Penghuni negeri ini belum mandiri untuk bisa belajar sendiri
- Penghuni negeri ini masih disuru-suruh cuma hanya untuk belajar
- Penghuni negeri ini belum menjadikan belajar dan membaca sebagai KEBUTUHAN, namun hanya sekedar KEHOBIAN.
Berdasarkan laporan Bank Dunia No. 16369-IND, dan Studi IEA (International Association for the Evalution of Education Achievermen) di Asia Timur, tingkat terendah membaca anak-anak di pegang oleh negara Indonesia dengan skor 51.7, di bawah Filipina (skor 52.6), Thailand (skor 65.1), Singapura (74.0), dan Hongkong (75.5). Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 mempublikasikan, membaca bagi masyarakat Indonesia belum dijadikan sebagai kegiatan untuk mencari informasi. Masyarakat Indonesia lebih memilih menonton televisi (85,9%), mendengarkan radio (40,3%), dari pada membaca (23,5%). Artinya membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5% dari total penduduk Indonesia, masyarakat lebih suka mendapatkan informasi dari televisi dan radio ketimbang membaca. Ini menunjukkan bahwa membaca belum menjadi prioritas utama masyarakat Indonesia.
Berdasarkan hasil survei UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menunjukkan bahwa minat baca masyarakat yang paling rendah di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah negara Indonesia. Rendahnya minat baca ini dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia yang baru sekitar 0,001, artinya dari 1000 penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi. Angka ini masih sangat jauh dibandingkan dengan angka minat baca di Singapura yang memiliki indeks membaca sampai 0,45.
Salah satu ciri bangsa yang maju adalah menjadikan kegiatan membaca dan belajar sebagai kebutuhan mendasar untuk mengkualitaskan diri, bangsa yang berkualitas SDM-nya pasti bangsa itu juga akan produktif hasilnya.
Jasad kita akan lemah dan sakit ketika tidak ada makanan ataupun asupan gizi untuknya, sama halnya dengan otak dan hati kitapun akan lemah, lelet, bodoh ketika kita tidak memberikan nutrisi juga. Dengan apa? Membaca dan belajar. Membaca adalah nutrisi bagi otak dan hati yang akan menjadikan keduanya lebih cerdas, terisi, tenang dan selalu akan memunculkan ide, gagasan dan kratifitas diri yang mengantarkan pribadi tersebut semakin unggul, yang pasti bacaan yang sarat dengan hal-hal yang positif dan produktif artinya setelah kita membaca ada input yang bisa diaplikasikan dari isi bacaan tersebut. Membaca akan membawa pembacanya seperti berlayar ditengah lautan tak terasa ternyata sudah 3 jam duduk membaca buku. Mungkin Anda pernah membaca novel atau buku motifasi seperti yang Anda baca saat ini, terkadang diri bisa mengulur waktu begitu panjang untuk tidak mau berhenti. Terkadang bacaan itulah yang menghipnotis pembacanya untuk selalu membaca, namun juga terkadang membuat bosan si pembaca.
Hati dan otak akan berperan lebih aktif dan kreatif manakala diberi nutrisi yang bersifat ruhani. Buku tidak akan pernah menjadikan Anda pintar tanpa Anda membacanya, membaca tidak akan menjadikan Anda sukses tanpa Anda merealisasikannya.
Selain membaca makna yang tersurat kitapun harus membaca juga makna yang tersirat yaitu membaca alam sekitar kita untuk memaknai keagungan penciptaan Allah dialam semesta ini. Ketika kita lihat bagaimana Allah menciptakan alam semesta ini dimana langit tetap diatas tanpa adanya tiang penyangga, hujan yang sudah terukur kadar airnya, matahari yang selalu beredar pada porosnya tanpa sama sekali menyalahi tempat peredarannya, manusia yang diciptakan dengan wajah dan sidiq jari yang berbeda satu sama lainya, warna yang menjadikan pesona indahnya alam ini ketika kita memandangnya, sungguh suatu hal yang tak terkira akan ke-Maha luar biasanya Sang Pencipta alam semesta ini yang tak satupun ada kecacatannya.
Membaca itu benar-benar akan menjadikan inspirasi bagi qalbu dan menjadikan relax bagi otak, siapa yang tak akan takjub dengan ciptaan Allah dialam semesta ini dan kemudian menjadikan hati dan otak kita akan mengakui-Nya, bahwa Sang Maha Pencipta ada dalam kebersamaan kita. Makanya dalam Al Qur’an ada yang disebut dengan ayat-ayat kauniyah juga ayat-ayat qauliyah. Maknanya adalah kita dituntut untuk membaca yang tersirat dan yang tersurat, kita disuruh untuk membaca yang ada dibuku dan yang ada dialam semesta ini, sehingga keduanya ada perpaduan dalam menjadikan hidup kita lebih indah dan berwarna ada harmonisasi antara nilai-nilai ilahiyah yang tersurat dan tersirat. Hati akan tunduk akan ciptaan alam semesta dan otakpun akan menerima dengan senang hati yang tidak akan memungkiri akan kuasanya ciptaan Tuhan.
Dan satu hal yang sangat dahsyat bahwa mukjizat terakhir yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya adalah sebuah BUKU (Al Qur’an). Apakah kita masih mau berkilah untuk menghindarinya atau masih mau untuk bermalas-malasan membaca? Jika Anda menginginkan kesuksesan ada pada diri Anda mulailah sekarang cantumkan WAJIB membaca pada diri Anda setiap jeda aktifitas yang Anda miliki. Membaca bukan sisa dari waktu yang Anda miliki, namun harus Anda meluangkannya.
By. Diambil dari buku being muslim super star karya Dewi Mustika el Mizar.
Related Posts
Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Kunjungi Perpustakaan Bait Al-Hikmah IAIN Metro
Alur Layanan Sirkulasi Perpustakaan Bait Al-Hikmah IAIN Metro
Setiap Buku Pasti Manfaatnya Oleh: Tari Eka Miyanti, S.IP
Pustakawan IAIN Metro hadiri Peningkatan Kompetensi Pustakawan PTKI
CAKRAWALA PERPUSTAKAAN DALAM LINGKARAN PERADABAN OLEH RAHMAD ARI WIBOWO,M.Fil.
No Responses