Ada satu hal yang membuat perpustakaan selalu terasa istimewa: ia menyimpan lebih dari sekadar buku. Di antara deretan rak yang sunyi, kerap kali kita menemukan jejak hidup, kenangan, bahkan percakapan yang tidak pernah selesai. Begitu pula ketika nama Tere Liye muncul di katalog koleksi. Bagi sebagian pembaca, ia bukan hanya penulis populer dengan ratusan ribu pembaca setia. Ia adalah bagian dari perjalanan membaca itu sendiri, dari ruang hening yang menjembatani rasa penasaran hingga renungan tentang hidup.
Dan di antara banyak karya yang lahir dari tangannya, salah satu yang kini bisa kita temukan di rak Perpustakaan Bait Al Hikmah UIN Jurai Siwo Lampung adalah novel DIA ADALAH KAKAKKU.
Novel ini berkisah tentang Laisa, seorang kakak yang menanggung beban besar sejak muda. Sejak Bapak meninggal di Gunung Kendeng, Laisa memilih berhenti sekolah, bekerja keras di ladang membantu Mamak mengurus keluarga, dan mengabdikan hidupnya untuk empat adiknya: Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta. Sejak saat itu, Laisa memegang teguh janji yang tak pernah ia lepaskan: menjaga keluarga, apa pun taruhannya.
Novel Dia adalah Kakakku benar-benar menghadirkan sosok Kak Laisa sebagai pusat cahaya keluarga. Ia rela menanggalkan mimpinya, bekerja keras siang dan malam demi masa depan adik-adiknya. Tidak ada sedikit pun ruang untuk dirinya sendiri, sebab kebahagiaan Laisa adalah ketika melihat adik-adiknya tersenyum dan berhasil.
Seperti yang tertulis dalam salah satu bagian paling menyentuh:
“…Tapi Kak Laisa tidak akan pernah membiarkan adik-adiknya kecewa. Tidak akan pernah membiarkan adiknya merasa malu. Jika harus ada yang kecewa dan malu itu adalah dirinya, bukan adik-adiknya.”
Kutipan itu seolah merangkum seluruh perjalanan hidup Laisa, seorang kakak yang tidak hanya menjaga, tetapi juga menyerahkan seluruh hidupnya demi orang-orang yang ia cintai.
Membaca Dia adalah Kakakku berarti menyelami arti keluarga, perjuangan, doa, serta makna pengorbanan yang tak pernah sia-sia. Sebuah novel yang bukan hanya menyentuh hati, tetapi juga memberi inspirasi bahwa cinta seorang kakak adalah kekuatan yang mampu mengubah masa depan.
Kini, jejak cerita penuh makna itu bisa kamu temukan dengan mudah di Perpustakaan Bait Al Hikmah UIN Jusila. Koleksi novel populer seperti karya Tere Liye ini hadir untuk menemanimu. Bukan hanya belajar, tetapi juga menemukan inspirasi dan pelarian sejenak dari rutinitas sehari-hari.
Jadi, kalau kamu butuh jeda, butuh bacaan yang membuat hati hangat sekaligus tersentuh, mampirlah ke Perpustakaan Bait Al Hikmah UIN Jusila. Siapa tahu, lewat halaman-halaman buku itu, kamu juga menemukan cermin bagi kisahmu sendiri. (In)


